Skip to main content

Kenangan Bersama Nanda Paras Diana Wilhelmina

Kenangan Bersama Nanda Paras Diana Wilhelmina

Terima kasih untuk Nanda Paras Diana Wilhelmina yang sudah mengizinkan aku berbagi cerita tentang kita berdua. 

Memang harus diakui, bahwa kisah aku (Gavin, nama samaran) dan Nanda layaknya sepasang kekasih Romeo Juliet. Aku sebagai pria idaman Nanda (kata Nanda), juga mengidamkan Nanda untuk jadi istriku. 

Sebagai wanita idaman banyak pria, aku pun merasa bangga memiliki pacar seperti Nanda Paras Diana yang aku miliki sejak duduk di bangku SMA hingga kini kami berdua sudah berstatus sarjana. 

Nanda Paras Diana dan aku hanya terpaut 1 tahun, aku yang lebih tua. Maklum, Nanda lahir tahun 1997 sedangkan aku Juni 1996. 

Awal kisah bermula saat aku dan Nanda berkenalan pada masa-masa orientasis siswa (MOS). Aku dengan bangga memperkenalkan diri di hadapan Nanda langsung. 

Sebenarnya sejak pandangan pertama itulah aku sudah berpikir bahwa Nanda Paras Diana ini gadis yang "potensial". Sejak perkenalan kami, aku pun mulai saling berkomunikasi dengan Nanda. 

Aku sering mengantarnya pulang sekolah, karena usai jam sekolah berakhir aku dan Nanda lebih memilih jalan-jalan keliling kota kecil kami sekalian makan-makan dan saling mengenal lebih dalam satu sama lain. 

Hal itu kami lakukan sepanjang 3 bulan berturut-turut. Sampai pada akhirnya momen yang sangat tepat muncul tanpa direncanakan, aku mencium Nanda Paras Diana untuk kali pertama. 

Ciuman itu langsung mendarat di bibir Nanda. Adu lidah pun tidak terhindarkan karena kesempatan emas ini mungkin tidak akan terulang lagi. 

Sayangnya hanya lima menit berlangsungnya ciuman tersebut karena situasi kurang mendukung. Aku pun menanyakan Nanda Paras Diana saat itu juga, apakah dia mau menjadi pacarku. 

Jawabannya tentu saja, Ya. 

Kami berdua berpacaran sejak saat itu. Hampir setiap ada kesempatan baik di toilet sekolah, kantin, belakang lapangan, di kelas yang kosong, kami memanfaatkan situasi untuk saling adu lidah kami. Seolah sudah menjadi kebiasaan. 

Malam tahun baru tiba, jauh-jauh hari aku berencana ikut teman-temanku untuk merayakannya di Bandung dan mengajak Nanda. Tapi rupanya Nanda punya rencana lain.

Dia ingin merayakannya berdua bersamaku saja di Puncak. Akhirnya aku sepakati ajakan Nanda, kami pun menyewa villa dan menghabiskan malam tahun baru di sebuah kamar villa di Puncak. 

Kami menghabiskan malam tahun baru dengan indah. Nanda Paras Diana menampakan raut wajah bahagia seolah-olah bagai wanita yang sangat puas menikmati malamnya bersama kekasih. 

Ciuman, adu lidah, sudah jadi hal normal. Kami melakukannya hampir setiap hari. Hingga sekarang bahkan lebih dari sekadar ciuman. 

Hingga suatu hari usai 2 tahun berpacaran, situasi dan kondisi memaksa kami berpisah. Setahun setelah berpisah, Nanda sudah menikah. 

Pernikahan Nanda bukan jadi alasan untuk kami tidak saling berhubungan lagi. Bahkan setelah Nanda nikah pun, aku dan Nanda masih sering bertemu dan tidur bersama di hotel. 

Nanda bilang bahwa dia tidak bahagia dengan sang suami, dan dia pun mengatakan masih sayang dan cinta denganku. 

Nanda Paras Diana Wilhelmina, kisah cintaku dan kesayanganku hingga kini. Aku akan terus mencintaimu Nanda.

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar